Selasa, 30 Desember 2008

Mbak Iin Kakak Iparku



Sudah lama aku mengagumi Mbak Iin (biasa dipanggil Mbak In), kakak dari Nana istriku, orangnya tidak terlalu tinggi sekitar 160 cm tingginya, dengan wajah cantik alami, kuning langsat dan yang membuatku terpesona adalah buah dadanya yang begitu padat (belakangan baru aku ketahui kalau ternyata ukurannya 38C), ditambah dengan body-nya yang sintal menambah kesan seksi.
Dibandingkan dengan istriku Nana, dia lebih seksi dan dewasa, karena profesi dia sebagai agen *** (edited) yang mengharuskan dia ramah dan mudah bergaul dengan lainnya. Usianya hanya satu tahun lebih tua dari usiaku yang 27 tahun. Selama ini Mbak In sudah kuanggap sebagai kakak sendiri, karena dia memang selalu menjaga jarak dan bersikap anggun, sehingga aku semakin menghormatinya, meskipun di dalam hati ada hasrat liar untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Meskipun sudah menikah dan punya satu anak, tetapi postur tubuhnya masih tidak berubah, bahkan bertambah padat karena terus dilatih dengan olahraga yang teratur.
Hari Sabtu itu di rumahku suasananya sepi, Nana masuk kerja karena tutup buku di kantornya, sedangkan aku sendirian di rumah nonton TV, di luar hujan turun dengan derasnya disertai petir yang menggelegar.
“Ding dong.., Ding dong..” bel rumahku berbunyi.
“Ah, siapa sih hujan-hujan begini ngganggu orang saja..!” pikirku sambil malas mendekati pintu depan.
Ternyata Mbak In di luar pagar kehujanan dengan blazer-nya yang basah kuyup, segera kubuka pintu pagar dan mempersilakan dia segera masuk.
“Sorry Hend, aku mampir kesini, abis Mas Roes (suaminya) belum pulang dari menjemput si Puput (anaknya).” katanya sambil menggigil kedinginan.
Tanpa menunggu jawabanku, Mbak In langsung masuk dan melepas jas luarnya yang basah, sehingga terlihat baju dalamnya yang tipis dan basah, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. BH hitam kelihatan membayang di balik baju putihnya, sementara tonjolan di dadanya seolah menantang, karena baju basah itu begitu menempel di tubuhnya. Sungguh pemandangan yang sangat indah yang tidak disangka-sangka dapat kusaksikan di hari itu.
“Mbak In mandi aja dulu dengan air hangat, biar tidak masuk angin, nanti kuambilkan bajunya si Nana..” kataku setelah tersadar dari ketakjuban.

Ketika Mbak In mandi, kucarikan baju Nana yang kira-kira cukup untuk dia dan terutama yang kelihatan seksi, atau paling tidak dapat menikmati lebih lama keindahan tubuh yang telah lama kuidamkan, apalagi perkiraanku dia pasti tidak akan memakai celana dalam dan BH-nya yang basah, sedikit banyak pasti akan segera melihat sebagaian tubuhnya yang indah.
“Hend.., tolong handuk dong..!” teriak Mbak In dari kamar mandi.
“Ah, begonya aku sampai lupa tidak menyiapkan handuk dulu..!” batinku.
Sambil berlari kuambil handuk dari dalam lemari dan kuberikan ke Mbak In yang sudah menunggu di pintu kamar mandi, tetapi dasar sial (atau keberuntungan), karena terburu-buru aku tidak melihat lantai licin karena tetesan air hujan dari tubuh Mbak In yang basah, sehingga aku terpeleset. Akibatnya dengan tanpa dapat dikontrol lagi, tubuhku terhuyung-huyung menerobos ke pintu kamar mandi dimana Mbak In sudah menunggu dalam keadaan telanjang.
“Brak..!” tubuhku menabrak pintu dan menerobos masuk ke dalam tanpa dapat ditahan lagi oleh Mbak In, langsung aku terduduk di lantai kamar mandi, sementara Mbak In berdiri telanjang di depanku tertegun sampai lupa menutup sebagian tubuhnya yang sensual.
Sesaat kami berdua tertegun tanpa berbuat apa-apa, akhirnya aku sadar dan memberikan handuk itu ke Mbak In.
“Sorry Mbak..” kataku segera menyerahkan handuk yang masih kupegang, terus keluar dari kamar mandi dengan terpincang-pincang.
“Ah nggak apa-apa kok, kan kecelakaan, nggak sengaja..” katanya memaklumi peristiwa tadi.
Setelah mengganti celana pendekku yang basah, di depan TV aku tidak dapat berkonsentrasi. Meskipun mataku tertuju ke layar TV, tetapi bayangan indah tubuh Mbak In sungguh sangat menggoda dan terus membayang di benakku. Kemudian Mbak In keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk yang tidak mampu menutupi seluruh tonjolan bukit di dadanya.
“Ini Mbak bajunya..” kataku masih gemeteran sambil memberikan daster (lebih tepatnya baju tidur) milik Nana, sambil langsung ke dapur mengambil air minum untuk menenangkan diri.
Kulihat pintu kamar belakang (kamar kosong untuk keluarga kalau bermain atau menginap) gelap dan tertutup, “Ah, dia masih ganti baju, atau mungkin langsung tidur..” pikirku.
Aku langsung menuju kamarku yang pintunya setengah terbuka, dan, “Aaahh..” teriak Mbak In.
Ternyata dia berdiri di depan kaca rias tanpa sehelai benang pun melekat di tubuh indahnya, balutan handuknya sudah dilepas, tetapi masih belum memakai daster yang kuberikan tadi. Tangannya berusaha menutupi bagian tubuhnya yang sempat ditutup, tetapi itu tidak berhasil dengan baik, sehingga aku masih dapat melihat tubuh telanjangnya untuk kedua kalinya dengan jelas, apalagi lampu kamar yang begitu terang, jauh lebih terang dari lampu kamar mandi, sehingga sangat jelas terlihat kemolekan dan keseksian tubuhnya.
Sebagai laki-laki normal, langsung saja alat kejantananku bereaksi keras melihat pemandangan indah tersebut.
“Sorry Mbak, aku.. aku.. kira Mbak di kamar belakang..” kataku gugup langsung keluar dan menutup pintu kamar, masih sempat kulihat dia tersenyum yang tidak dapat kuterjemahkan artinya, bingung kenapa dia di kamar utama.
“Hend.., tolongin Mbak dong..!” teriaknya dari dalam kamarku.
Perlahan kubuka pintu kamar, takut kalau kejadian tadi terulang lagi, tetapi ternyata dia duduk di kursi di depan meja rias sambil menyisir rambutnya yang masih basah dan mengenakan baju tidur yang kubawakan tadi.
“Masuk aja Hend, nggak usah malu-malu..” katanya pelan dan tenang.
Agak ragu aku melangkah masuk ke kamarku sendiri. Mbak In berdiri mendekatiku, dan langsung memelukku, kurasakan dadanya menekan tubuhku, terasa hangat dan kenyal.
“Hend.., sudah lama aku menginginkan saat-saat ini, aku tahu kamu selalu berusaha mencuri pandang..” katanya lembut.
Aku tidak tahu harus berbuat apa, karena seolah dia menangkap basah pikiranku. Kupeluk balik dia dan kuusap punggungnya. Akhirnya aku tidak dapat menahan gejolak lagi ketika tangan Mbak In mulai mengusap kejantananku yang sudah menegang sejak kehadirannya dirumahku.

Dengan penuh nafsu, kubuka baju tidur yang belum lama dipakainya dan kusibakkan rambutnya yang basah dan mulai kucium leher jenjangnya, kujilati kulit halusnya, sudah lama aku mendambakan kesempatan indah ini.
“Aaaghhh.., sss… shh..!” desahnya sambil meremas batang kejantananku.
Tidak kusia-siakan kesempatan ini, tanganku mulai mengelus dan meremas payudaranya yang besar dan indah yang sudah lama kuimpikan, begitu kenyal dan padat, meskipun sudah memiliki satu anak. Kuturunkan ciumanku ke pundaknya, terus turun lagi, tetapi tiba-tiba tubuhnya merosot dan berjongkok di depanku, ditariknya celana pendek sekaligus celana dalamku ke bawah, sehingga menyembullah kejantananku yang sudah lama menegang. Sejenak dia tertegun melihat alat vitalku yang 17 cm panjangnya dan melengkung ke bawah.
“Hend, gede banget.., jauh lebih gede dari punya Mas Roes dan lagi bentuknya aneh, pasti enak deh di dalam..” katanya sambil menengadah menatapku, dan tersenyum simpul.
Sedetik kemudian dijilatinya ujungnya dan dimainkannya lidah mungil itu, menari-nari di kepala kemaluanku. Terus dijilati dari ujung hingga pangkal, kemudian turun ke kantong kemaluanku. Kuangkat kaki kananku untuk memberinya jalan supaya lebih mudah menjilati. Kemudian jilatannya naik lagi ke atas hingga akhirnya dengan agak susah dikulumnya kepala kejantananku, perlahan tetapi pasti. Akhirnya, tiga perempat batang kejantananku masuk ke dalam mulut mungilnya. Sambil tangan kirinya mengusap-usap kantong kemaluanku, tangan kanannya memegang dan mengocok batang kemaluanku, sementara kepala batangku masih di dalam mulutnya dengan tidak lupa digoyang-goyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sungguh sensasi yang luar biasa.
“Aaahhh.. ooossshhh…” erangku sudah hampir tidak tahan.
Kupegang rambutnya dan kudorong-tarik hingga kemaluanku dapat bergerak leluasa keluar masuk di mulut seksinya. Kuangkat tubuhnya dan kutelentangkan di ranjang, mulai kujilati puting di dadanya secara bergantian kiri dan kanan, kurasakan badannya menggelinjang-gelinjang keenakan. Terus jilatanku turun ke perut, lalu sampai ke pusar, dan akhirnya menyentuh rambut bawahnya sambil tanganku bermain di daerah liang kewanitaannya yang sudah basah. Lidahku mulai menjelajahi daerah kemaluannya, sengaja aku tidak langsung ke arah klitoris, tetapi berputar-putar di sekitar kemaluannya, terutama di lipatan pahanya, terus turun sampai ke lubang anus dan naik lagi, diangkatnya pinggulnya turun naik mengimbangi gerakan lidahku.
“Hen.. pleasse.. jangan.. goda.. aku.. begini..” desahnya sambil menarik rambutku, tetapi kata-katanya tidak kupedulikan.
Kuteruskan jilatanku mulai ke arah klitoris sambil kumasukkan tanganku ke lubang kenikmatannya, satu jari.., dua jari.., dan akhirnya tiga jari dapat masuk juga. Kugerakkan jariku keluar masuk sambil menjilat klitorisnya.
“Aaaggghhh.., ssshhh.., shhh..” desahnya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya semakin liar, seliar kilatan dan guntur di luar yang mengiri irama permainan kami.
Akhirnya kuposisikan tubuhku di atasnya, kutindih tubuhnya, masih dapat kurasakan tonjolan di dadanya yang montok itu. Sementara tubuhku di atasnya, sedikit kuangkat pantatku untuk memberi jalan tangannya supaya dapat memegang kejantananku dan diusap-usapkannya ke liang senggamanya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, kudorong pantatku dan, “Blesss..!” dan, “Aaauuu..!” dia menjerit kesakitan.
Badannya menegang dan tangannya mencengkeram erat lenganku, kudiamkan sejenak. Kulihat dia memejamkan matanya, kubiarkan menikmati saat-saat seperti ini. Meskipun sudah mempunyai satu anak, tetapi liang kemaluannya masih tetap kencang seperti belum pernah melahirkan. Perlahan ketegangannya mulai mengendur, pelan-pelan kutarik keluar batang kemaluanku, lalu pelan-pelan pula kumasukkan lagi, begitu seterusnya sehingga dia sudah dapat menyesuaikan iramanya, semakin lama semakin cepat kocokan batang keperkasaanku di dalam liang senggamanya, hingga semua masuk ke dalam, terasa menyentuh sesuatu di dalam, tetapi enak.
“Ooossshhh… sss.., yaaa.. terus.. terus.. Hend..!” dia mulai mengerang dan menggelinjang semakin lama semakin tidak beraturan.
Kunaikkan badanku hingga posisi jongkok bertumpu pada lutut. Aku dapat melihat ekspresi wajahnya dan goyangan buah dadanya saat kukocok keluar masuk. Kakinya mengimbangi gerakanku dengan dinaikkannya ke pinggulku, lalu terus naik ke pundakku. Sesekali dipegangnya sendiri kedua bukit di dadanya, sehingga lebih menonjol dan kelihatan lebih seksi dari biasanya.
Sementara hujan di luar semakin deras, sederas keringat dan nafsu kami berdua, sampai akhirnya, “Oooggghhh.., ya… ya… ya… lebih cepat Hend, aku mau keluar.., ya.. terus.. ya.. begitu… yaaa..!”
Mbak In mencengkeram tanganku dengan kuat, kurasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya. Rasanya seperti dipilin-pilin enak, aku tidak menghiraukan itu, masih terus kukocok keluar masuk meskipun dia sudah orgasme, sudah menjadi kebiasaanku kalau cewek keluar akan semakin meningkat tensi dan kocokanku.
Kubalikkan badannya hingga posisi dogie style, selanjutnya kumasukkan kejantananku ke liang senggamanya yang sudah basah itu, masih terasa seperti menyentuh ke dinding rahim, kupegang pantatnya yang padat, kutarik dan kudorong maju mundur. Aku mulai mengocok Mbak In lagi, meskipun sudah kelihatan lemas, tetapi masih menggairahkan. Dari belakang kuraih kedua buah dadanya yang menggelantung dan kugunakan sebagai pegangan untuk menggoyang-goyangkan badannya sambil sesekali kupilin-pilin putingnya yang kian membesar. Dari pantulan kaca rias, terlihat wajahnya yang meregang keenakan, tangannya mencengkeram pinggiran ranjang dengan kuatnya.
“Sss.. terus Hend.., cepaaatt.. cepaattt..!” sambil mendorongkan badannya ke arahku untuk mengimbangi gerakanku yang semakin cepat dan keras, sesekali digoyangnya ke kiri dan ke kanan menambah sensual gerakannya yang semakin lama semakin liar.
Sesekali kutarik rambutnya ke belakang, semakin kujambak semakin liar gerakannya.
“Ya.., trussss.. Hen.. trus.., Mbak.. ke.. ke.. luar.. laagiii..!” desahnya sambil menggigit ujung bantal di depannya.
Kembali terasa dinding kemaluannya berdenyut, tetapi itu tidak kuhiraukan, malah kupercepat irama permainan kami.
Sebenarnya pada saat yang bersamaan aku hampir orgasme, tetapi kutahan sejenak dan pada saat itu dia menghentikan goyangannya, sehingga aku ada waktu untuk menurunkan tegangan di ujung kemaluanku. Perlahan kutarik keluar kemaluanku, dia langsung telungkup, kulihat keringat membasahi punggung dan sprei, kurebahkan diriku di sampingnya.
“Kamu gila Hen.., Mbak udah dua kali keluar, tapi punyamu masih tegang..” komentarnya sambil memegang dan mengocok perlahan kemaluanku yang basah oleh cairan kewanitaannya.
Kemudian dia bangkit dan diarahkannya kepalanya ke kemaluanku, dikulum dan dijilatinya batang kemaluan basah itu.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, kutarik tubuhnya dan kuposisikan dia di atasku.
“Hend.., aku udah nggak kuat, beri aku istirahat sebentar..!” katanya sambil tetap memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulut seksinya.
Kulirik jam di dinding, sudah pukul 14:30, berarti kami sudah bermain lebih dari setengah jam, sebentar lagi Nana datang (biasanya dia datang sekitar pukul 15:00 sore kalau hari Sabtu), jadi tidak ada waktu lagi untuk beristirahat, aku harus menuntaskan permainan, segera sebelum Nana pulang.
“Mbak.., sebentar lagi Nana datang, kita selesaikan aja sekalian, ntar Mbak bisa istirahat setelah ini..” kataku.
Tiba-tiba Mbak In berdiri dan keluar kamar, diambilnya wireless phone dan kudengar dia bicara dengan seseorang.
“Siang.., bisa disambungkan dengan Nana… Nana, Hendra pesan akan keluar dan kembali jam lima sore.., ada perlu dengan temannya katanya. Telpon kantormu sibuk terus, dia telpon ke rumah.. Telpon dulu, barangkali sudah datang. Atau ke rumahku.. tapi.. aku lagi ada janji sama nasabah. Mas Roes ada kok.. Oke..?” sepotong-sepotong kalimatnya kudengar, tetapi dapat kutebak maknanya.
Kemudian dia masuk ke kamar lagi, langsung memeluk dan menciumi leherku.
“Kita aman sampai jam lima nanti..” katanya sambil tangannya mulai meremas batang kemaluanku lagi.
“Mbak nakal deh..!” kataku membalas ciuman bibirnya.
Tidak lama kemudian, Mbak In sudah menempatkan dirinya di atasku, dengan mudahnya kemaluanku sudah terbenam semuanya ke dalam tubuhnya. Perlahan tetapi pasti, Mbak In sudah mulai menggoyang pinggulnya, maju mundur, kiri kanan, berputar-putar, sementara tangannya meraba kantong kemaluanku, terasa geli dan nikmat. Aku masih diam tidak melakukan gerakan kecuali tanganku yang aktif meraba payudaranya yang kelihatan sempurna. Sesekali kupilin-pilin seperti mencari gelombang radio. Mbak In merubah gerakannya menjadi turun naik, sehingga batang kemaluanku keluar masuk liang senggamanya, terasa sekali jepitan otot kemaluannya di batang kejantananku.
“Sss.., yesss.. akh… ssshhh..!” desahnya mengiringi gerakan tubuhnya.
Beberapa saat kemudian, kurasakan remasan pada batang kemaluanku, ternyata Mbak In sudah orgasme untuk ketiga kalinya, langsung tubuhnya dijatuhkannya ke tubuhku.
“Sekarang giliranku..” bisikku.
Kupeluk tubuh montok Mbak In dengan erat, lalu pinggulku mulai turun naik melakukan kocokan ke lubang nikmatnya, nafasnya terdengar naik turun dekat telingaku. Aku tidak mempedulikan desahannya, justru menambah rangsangan bagiku, semakin dia mendesah semakin kuat genjotanku ke tubuhnya. Akhirnya ujung kemaluanku semakin menegang, dan dorongan di dalam tubuh semakin kuat untuk menyemburkan cairan panas dari kemaluanku.
Beberapa saat kemudian, kubisikkan ke telinganya, “Mbak aku mau keluar..” tanpa menghentikan gerakanku.
Kurasakan desakan keluar di ujung kemaluanku, dengan cepat kutarik keluar supaya spermaku tidak tumpah di dalam.
Tetapi, “Jangan ditarik Hen.., keluarin di dalam aja..!” katanya sambil merapatkan pinggulnya di atas pinggangku, sehingga aku tidak dapat mengeluarkan kejantananku dari dalam.
Akhirnya aku sudah tidak tahan lagi, dan, “Crot.. crot.. crot..” hingga 12 kali semprotan di dalam liang rahimnya.
“Aaauuughhh…!” jeritnya ketika kusemprotkan spermaku ke dalam lubang kenikmatannya.
Terasa bibir kemaluannya menyempit dan menjepit batang kejantananku ketika ujung kemaluanku itu berdenyut. Kudiamkan sesaat di dalam hingga kurasakan pijatan halus dari dinding kemaluannya, sungguh nikmat. Lalu kucabut keluar alat kejantananku yang sudah setengah lemas. Kurebahkan Mbak In di ranjang, lalu kujepitkan kemaluanku yang basah di antara buah dadanya yang montok sambil perlahan kugerakkan maju mundur. Terasa geli enak karena sudah berpelumas cairan kami berdua, dan lagi buah dada Mbak In mampu menjepit seluruh lingkaran kemaluanku, sesekali dijilatinya ujungnya dengan nakal.
Kami berdua terkulai lemas, tubuh Mbak In masih terkulai di atas tubuhku. Kami berdua sama-sama bersimbah peluh, dinginnya AC dan suasana hujan tidak mampu menahan gejolak diri kami. Mbak In kemudian meraih dan mengelus-elus kejantananku. Tiba-tiba kepalanya dicondongkan dan kembali alat kejantananku yang sudah agak lemas dan basah oleh spermaku dan cairan kewanitaannya dimasukkan ke dalam mulutnya, dikulumnya, dijilatinya seperti lollypop. Sungguh aku tidak tahan diperlakukan seperti itu. Akhirnya aku menyerah karena kegelian.
Jarum jam sudah menunjukkan 15:15, masih ada waktu beberapa jam sebelum istriku Nana sampai di rumah. Sambil berpelukan di ranjang, pembicaraan mengarah ke hal-hal pribadi yang selama ini tidak pernah dibicarakan, hingga akhirnya, “Kamu sungguh hebat Hend.., belum pernah aku diperlakukan oleh laki-laki seperti itu, apalagi dibandingkan dengan Mas Roes, jauh sekali..” katanya manis.
“Emang sebelumnya pernah dengan laki lain..?” tanyaku iseng, tetapi jawabannya sungguh diluar dugaan.
“Iya sih, just for fun aja..” jawabnya ringan tetapi cukup mengejutkanku, dan aku penasaran seberapa jauh petualang dia dalam melakukan hubungan seks.
Akhirnya dia bercerita tentang petualangan dia sebagai seorang agen eksekutif di sebuah perusahaan *** (edited).
Kami masih sempat main sekali lagi di bath tub kamar mandi sambil membersihkan diri. Setelah itu kami berdua duduk berpelukan sambil nonton TV di ruang tengah seperti layaknya dia istriku sambil melanjutkan cetita petualangannya. Tepat pukul 17:30, Nana istriku datang. Segera Mbak In masuk kamar belakang untuk berganti pakaian yang lebih sopan, supaya tidak mengundang kecurigaan Nana.
Setelah Nana mandi dan berganti pakaian, kami bertiga duduk di ruang tengah sambil mengobrol dan nonton TV, seolah tidak pernah terjadi apa-apa, hingga Mas Roes menjemput Mbak In untuk pulang pada jam 20:00, setelah menjemput Puput dari rumah kakeknya. Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya, baik di rumahnya ataupun di rumahku. Bahkan kalau ada dinas keluar kota, tidak lupa kami menyempatkan diri semalam berdua di hotel. Tanpa bermaksud menyepelekan dan melecehkan para rekan agen *** (edited), tetapi kisah ini memang sebenarnya terjadi.
Setelah beberapa detik barulah Aku dapat mengenali dari pakaiannya bahwa tubuh molek yang ada di depanku adalah Nia, posisi tidurnya celentang dengan wajah menghadap ke arahku , lengan kirinya diatas perut dan yang kanan berada lurus disamping tubuhnya, sementara Rani tidur disebelah kanan Nia posisinya celentang dengan kedua tangannya berada diatas kepalanya…aku lega sekali ”untung Ka Nuri tidak tidur disini yah”,tanpa berlama – lama kukeluarkan botol cholorofoam bersama sebuah handuk kecil , kubuka tutup botolnya dan kutuangkan beberapa ml , sehingga handuk itu terasa basah.., sudah tidak sempat lagi mempraktekan yang diajarkan si Akun kepadaKu, karena gelap sekali disini…, setelah menutup botolnya kembali dan menaruhnya di dalam tas Aku pindah ke sisi kanan menuju Rani karena selama ini dia mudah sekali terbangun dari tidur, tangan kananKu langsung membekap Rani disekitar hidung dan mulut dengan handuk tersebut , sementara tangan kiri menahan dagu bagian bawahnya, sesaat setelah Aku membekapnya tangan Rani bergerak – gerak keatas tanpa arah seperti hendak meraih sesuatu, tak lama kemudian dia lunglai tak bergerak sedikitpun…., sebelum aku melepaskan handuk itu dari mukanya yang cantik , Aku mencoba menusuk – nusuk dan mengelitik disekitar perut dan ketiaknya untuk memastikan apa dia sudah benar – benar tak sadarkan diri. Setelah yakin Aku angkat handuk kecil tadi dan beralih ke Nia ..”Cholorofoam akan habis menguap dalam 5 menit” Aku mengingat pesan Akun , walaupun ini belum 5 menit Aku menaruh cholorofoam lagi di handuk itu supaya lebih meyakinkan , Aku tambahkan lagi sedikit kemudian secepatnya kutekan pada hidung Nia , tidak seperti Rani , Nia tidak bergerak sedikitpun, setelah beberapa saat Aku mencoba menggerakkan jari – jariku di telapak kakinya , dan tidak ada reaksi maka Aku angkat handuk itu dan kumasukan lagi ke dalam tas bersama botolnya…

Aku berlari kecil ke pintu, pintu kamar kututup perlahan – lahan dan Kukunci dari dalam , kemudian Aku merapihkan tirai jendela untuk meyakinkan tidak ada orang yang dapat melihat dari luar setelah itu baru lampu kamar kunyalakan.Maka terlihat pemandangan yang sangat indah..yang selama ini hanya ada dalam khayalanKu .. dua putri seksku berada tepat didepanKu tergeletak tak berdaya ….dari perutnya masih terlihat gerakan – gerakan turun naik nafas mereka berarti mereka hanya pingsan tidak mati….., “Rani, Nia malam ini kalian milik gue ,gue bisa melakukan apapun terhadap tubuh kalian…., “ , Aku akan mulai denganmu Ran ,…gue selesaikan yah…perbuatan gue dulu yang tertunda beberapa taun lamanya…karena loe keburu bangun” daster Rani yang berwarna hijau sudah tersingkap memperlihatkan setengah dari bagian pahanya…., Aku mulai meraba- raba dengan kedua tanganku dan menciumi telapak kaki kanannya, naik kebetisnya kuangkat sedikit kakinya agar Aku bisa menciumi betis bagian belakangnya yang indah,lalu naik ke lututnya sampai ke pahanya sambil menyisir bulu – bulu halus yang selama ini hanya bisa kupandangi …”halus sekali Kamu Ran….”..ada beberapa buah tahi lalat di pahanya membuat semakin indah saja…, sampailah Aku di ujung dasternya maka kunaikan sedikit – demi sedikit sampai diatas celana dalamnya ..”angkat sedikit yah sayang dasternya……”seperti binatang buas setiap sudut paha Rani kucium dan kuraba- raba sambil sedikitKu gigit – gigit karena gemasnya, lalu Aku taruh daguku diujung pangkal pahanya sambil memandangi dan mengelus- ngelus vaginanya..”bentar yah…nanti bentar lagi akan kunikmati kelezatan ini….” kemudian aku pindah ke kaki kirinya ,setelah sampai pangkal pahanya Aku singkapkan daster Rani hingga dibawah dagunya , sehingga terlihatlah buah dadanya yang masih tertutup bh warna , “Ran…buka aja yah bajunya” maka aku naik ke tempat tidur, duduk diantara tubuh Rani dan Nia ….kubuka deretan kancing dasternya yang berada di leher sampai ke dada..posisi tidurnya memudahkan Aku untuk menarik dasternya hingga lepas …, Rani tinggal memakai celana dalam dan bh coklat , maka kubenamkan mukaku di bagian luar bhnya dengan kedua tanganKu yang bergerak bebas meremas buah dadanya, ….dengan cekatan kedua tanganKu meraih kancing bhnya dan melepaskannya , lalu kutarik bhnya keatas sehingga lepas…”Ran.. ternyata tetek kamu bagus banget ,lebih indah dari bayanganku selama ini” gumamku…,bentuknya padat dan kerucut pentilnya coklat muda , Aku sibuk menciumi , menyedot dan meraba – raba buah dadanya , pentilnya kusedot dan kugigit ….”cup..cup srot ..srot”.. saat – saat seperti ini yang sering ada dalam khayalkanKu saat Aku onani ….maka penisku jadi sangat tegang sekali sampai ngilu rasanya”gue …buka baju dulu yah Ran..tunggu bentar” tanpa beranjak dari tempat tidur kulepas tas pinggang dan seluruh bajuku dan kutaruh di meja kecil di sebelah tubuh Nia….,rasanya air maniku tidak sabar untuk keluar …, setelah itu Aku kembali ke buah dada Rani.., “jepit kontol gue yah Ran tapi basahin dulu yah”…sebelum menikmati lagi buah dadanya ,…Aku arahkan penisKu ke bibirnya yang indah , lalu kubuka kedua bibirnya sehingga terlihat gigi – gigi Rani yang putih dan rapih…,masih dari arah samping kugosok – gosokan penisKu di mulut Rani, seperti sedang menyikat gigi …, lumayan disitu ada sedikit air liur Rani yang bisa membasahi penisKu…”Ayoh..cicipin kontol gue Ran”….kuraih telapak tangannya dan kubimbing agar tangan kanan Rani menggenggam penisKu, “enakan..sayang..”setelah cukup basah…..kuletakan kembali penisKu ditengah – tengah buah dada yang sudah menunggu….dari arah luar kutekan payudaranya ketengah sehingga menjepit batangKu..…walaupun terasa nikmat dan kenyal…payudara Rani tidak dapat maksimal menjepit penisKu yang besar dan gemuk ini….puas dengan buah dadanya , kucium bibirnya yang seksi ,sekarang Aku bisa merasakan yang Ebin pacar Rani rasakan,….sambil mengulum bibirnya kubelai wajah dan rambut yang hitam itu , lalu kulanjutkan ke arah ketiak yang bersih dan wangi tanpa bulu terus hingga telapak tangan. “Ran telungkup dong…Aku berpindah kesisi kanan Rani , kuangkat tubuhnya bagian kanan , setelah setengah telungkup kutarik tubuhnya hingga tidak menindih tubuh Nia ,… terlihat jelas bentuk pantatnya yang tidak terlalu besar tapi padat dan berisi , “celana dalamnya dibuka yah sayang….” Aku pengen nikmatin pantat kamu … kutarik kebawah celana dalamnya hingga ke telapak kaki ,.”Wow Rani”.. …sambil menepuk – nepuk pantatnya “Plak..plak” serangan kulancarkan , ciuman , remasan dan gigitan kulakukan …..terakhir kusejajarkan tubuhku dengan Rani…lalu perlahan – lahan kutelungkupkan tubuhku diatas tubuh Rani yang sama – sama dalam keadaan bugil, sehingga penisKu..masuk kedalam belahan pantatnya …untuk menambah nikmatnya posisi ini ,di sisi luar pantatnya kutekan dengan pahaKu…lalu Aku mulai menggerakan pantatKu maju - mundur , atas – bawah..”Ran..waktu itu gue ketahuan sama loe lagi nikmatin ini”….oooh nikmat sekali pantatnya padat walaupun tidak besar , …beberapa menit penisKu berselancar di dasar pantat Rani kemudian… ”Nah balik badan lagi sayang sekarang giliran memek kamu” setelah membalikan badannya kutarik kedua kakinya melebar ke kiri dan kanan, kaki kiri kutaruh diatas perut Nia , kaki kanan Rani kuangkat dengan tangan kiriku,…jelas sudah daging yang kemerah – merahan dan ditumbuhi bulu – bulu halus, sepertinya belum lama dia mencukur bulu – bulu ini..,”Ran…Aku sedot yah sayang memek kamu …..tahan yah sayang ..makanya jangan suka pelit ..jadi orang ,Aku pegang – pegang aja dulu ga boleh..pake marah – marah segala” kataku mengingat peristiwa saat Aku tertangkap basah oleh Rani,…”sruup…sruup” nikmat sekali “wangi bener sih memek kamu Ran…”dibasahin dikit yah biar kontolku entar enak masuknya” maka kujulurkan lidahku memasuki lobang kenikmatan itu.beberapa saat Aku menikmati vagina Rani sambil tangan kananKu meremas – remas buah dadanya, tiba – tiba mataku tertuju ke Nia ,…eehh “Kamu kok dicuekin sih si seksi lupa gue…..”habis nikmat sekali sih kakak kamu”…, kuangkat kaki Rani dari tubuh Nia .

Kumulai berpindah menjelajahi tubuh Nia kusibakan rambutnya yang menutupi leher indah itu , kuciumi dan kujilati….”Wangi dan halus”Ni…kubelai rambutnya dari atas ubun – ubun sampai ke ujung rambut, lalu tak sengaja.. lenganku menyentuh benda empuk yang membukit tinggi yang ada didada Nia, Aku jadi tertarik meremas buah dada kanannya “Ko..besar amat sih Ni…”sambil kugoyang-goyangkan..”biar besar tapi padat dan berisi yah..??..tetek kamu”….tak sabar Aku raih kedua lengan Nia kemudian kuletakan di atas kepalanya, dengan cepat kutarik ke atas ujung T-Shirtnya..dalam sekejap terlihatlah bh putih yang beranda indah…”oooohh……..Nia ko bh Kamu kaya ga kuat nampung tetek kamu” … bh nya benar – benar tertarik kedepan seperti tidak ada ruang kosong di dalam bhnya…semuanya di padati daging montok yang indah..bahkan bagian di sisi dalam dan luar bh Nia..menyembul keluar bagian – bagian buah dadanya yang tak mampu tertampung bh” …, bentuknya sama sekali berbeda dengan payudara Rani, kupeluk dia sambil meraih kancing bh yang berada di punggungnya sambil menciumi bagian tengah payudaranya….,dan ketika kutarik ke atas bhnya..”Ya ampuuun Nia…montok bener.. tetek loe ternyata bener pentil loe..warnanya pink” seperti dugaanKu, yang diluar dugaanKu adalah belum pernah Aku melihat tetek gemuk, montok, dan padat berbentuk silinder (bentuk botol gallon Aqua) yang hanya mengkerucut di bagian pentilnya saja, kucoba menggenggam buah dadanya yang sebelah kanan dengan satu tanganku dari sisi atas….sebagai seorang pemain basket lingkar cengkraman telapak tanganku termasuk besar ….tapi saat ingin meremas salah satu buah dada Nia telapak tangan yang besar ini hanya mampu menggenggam ¾ dari bagian payudara tersebut…”berapa sih ukurannya..Ni..” ..kemudian kucoba menggenggam dari bagian bawah payudaranya kulingkarkan jari – jari ku disekeliling buah dada itu ..ternyata jari – jariku tidak mampu bertemu satu sama lain karena besarnya diameter payudara Nia…tanpa melepas cengkramanKu , Ku goncang - goncangkan buah dadanya …karena padat buah dada itu hanya bergoyang – goyang sedikit…”gile..” teriakKu kegirangan..maka semakin kuremas lagi , sehingga pentilnya menyembul keatas dan kusambar dengan mulutKu , Kukulum..Kujilati,Kuhisap – hisap sepuas-puasnya sementara tangan kiriKu bekerja pada payudara sebelah kiri., tidak ada puas – puasnya mulutKu bekerja disitu, entah berapa kali mulutku berpindah pindah dari payudara kiri ke kanan kembali lagi ke kiri….”aaah andai Aku punya waktu seharian dengan teteknya Nia….”batinKu , menyadari waktu yang semakin sempit….”Aku bangun dari posisi telungkup diatas tubuh Nia…kutarik celana kaos yang berwarna putih itu hingga ke terlepas…kunikmati kakinya dari pangkal paha..terus ke kebawah kuraba..kujilat..kugigit – gigit kecil…“Wah kaki kamu wangi Ni….halus dan gempal, berisi …ngentot kamu pasti kuat deh”, kulanjutkan sampai ke telapak kaki , ternyata kaki Nia ditimbuhi juga bulu – bulu yang sangat halus di betis dan pahanya, kuangkat kaki Nia agar bisa puas menikmati seluruh bagian kakinya , “paha kamu lebih gempal dan halus dari kakak kamu yah Ni…., ternyata kedua kaki Nia lebih menggiurkan ,..setelah setiap lekuk kaki Nia basah dengan air liurku….”Ni..celana dalam Kamu sekarang dibuka..yah”perlahan – lahan kuturuntan celana dalamnya , Nia memakai celana dalam putih dan berenda – renda ,setelah cd nya kulepas …penisku langsung berdenyut kencang. ….vaginanya sekarang terlihat bebas..”memek kamu tebal dan montok juga.. Ni ” bulu – bulunya terlihat hitam agak kecoklatan…”Ga kuat gue Ni liat elu….,loe udah bikin gue konak selama bertaun - taun”sebelum menuju ke vaginanya tubuhku berpindah mendekati mulut Nia lalu , Aku lakukan hal yang sama seperti yang Aku lakukan terhadap Kakaknya “ basahin dong Ni kontol gue..”tidak berlangsung lama , Aku turun lagi kemudian sambil berlutut diantara dua kaki Nia , kubuka bibir vagina yang sudah menunggu dengan tangan kiriku , kumasukan lidahku agar rongga vagina itu sedikit basah.., tidak berlama – lama kuarahkan penisKu kedalam lobang kewanitaan milik Nia…sambil kedua lututKu menahan pahanya yang gempal agar posisi Nia lebih mengangkang” wah rapet sekali dia , setelah ujung penisKu mencapai mulut vagina .. kugoyangkan penisku kiri kanan sambil kutekan ”..aahhh susah sekali sih…”hanya kepala penisKu yang masuk ke vagina Nia,…dinding – dinding bagian dalam vagina Nia kuat sekali sehingga sulit untuk meluncurkan batangKu ke dalam…setelah beberapa menit mencoba …..”Aaaah Nia susah banget…ga bisa masuk juga ..gue udah ga tahan nih..”…sambil meremas kedua buah dadanya dengan gemas.
Kulayangkan mataku ke meja rias yang ada di dekat pintu..setelah mencabut penisku, Aku berlari menuju meja rias itu …”hmmmmh..ah..ini dia” ,kutemukan yang aku cari “Hand and Body Lotion”, setelah itu Aku kembali diantara kedua paha Nia kutarik kakinya lebar – lebar kesamping…kemasukan telunjukKu yang dibaluri lotion ke dalam vaginanya kemudian Aku mandikan penisKu dengan lotion…, setelah itu kembali Aku mengambil posisi telungkup dan mencoba lagi memasukan penisKu , kucoba goyangkan – kiri kanan..”ahh masih susah juga ..Ni..”kutekan teruss…kutekan teruss…dan teruusssss lalu “bleess…prepetpretpepet”….”aaaaaah Niaaaaaa eeeeeenaaakk,,ooouch ” teriakKu tak sadar “gila”..kuat sekali otot vaginanya..saat didorong kedalam terasa sekali penisku membelah dinding – dinding vaginanya yang sangat tebal …saat kutarik penisku agak terasa sakit – sakit nikmat , karena otot – otot vaginanya menggengam kuat sekali penisKu , seperti tak rela melepaskan penisKu…”Ni..,,ah..ah,,berasa ba..ah..nget..eenkh tebel..enak.. me…eck..mek loe…”…tidak salah kalo banyak cowo – cowo mengantri mengincar Nia..hehehe…kalo saja cowo – cowo itu tau malam ini apa yang aku lakukan terhadap tubuh Nia….dan kuceritain apa rasanya didalam vagina Nia….pasti mereka pada mati..berdiri…hehehe. sambil terus mengayunkan pantatku , tangan dan bibirku menjelejahi kedua buah buah dada dan bibirnya….., di dalam vagina Nia …benar – benar Aku mengalami “petualangan nikmat” yang tak tertandingi .. Aku bisa menekan dalam – dalam penisKu sehingga terbenam semua batangKu ,…lalu Ku putar – putar penisKu di kedalaman vaginanya ….seluruh otot batang penisKu terasa seakan sedang diplintir- plintir.. ini jarang Aku rasakan dengan wanita – wanita lain…. Apa mungkin karena ukuran penisKu yang terbilang besar buat orang Asia…atau memang begitu “layanan” yang diberikan vagina Nia , setiap penisKu melakukan gerakan sekecil apapun di dalam vaginanya , pasti menimbulkan suatu getaran nikmat pada batangKu…..seperti ada vibratornya di dalam, ketika Aku rapatkan kedua kaki Nia sehingga melingkar dipinggulKu dan kedua telapak kakinya bertemu dibelakang pantatKu , kenikmatan vagina Nia semakin menjadi – jadi, rongga itu terasa semakin sempit dan semakin hangat ,getaranyapun semakin kuat terasa , Aku tekan dalam – dalam penisku , pangkal pahaKu dan buah zakarKu dapat merasakan pangkal paha dan pantat Nia yang halus dan gempal dan montok “aaahNia..loeee.nikmaaat..banget” semakin kuat danKupercepat goyanganKu…
kuperhatikan payudara Nia tetap saja bergoyang perlahan tidak mengikuti rithme goyangan tubuh kita yang makin kesetanan kemudian.. ”Nia..ahh.”Nia…ah.ahaaaa,Nia..sayang…aahahhaha.uuu hhh”seperti biasanya saat hampi mencapai ejakulasi Aku selalu menyebut – nyebut nama Nia hanya bedanya kali ini tidak perlu membayangkan karena ini bukan Khayalan wajah Nia berada hanya beberapa millimeter saja dari wajahKu payudaranya ada dalam genggaman tanganKu dan mulutKu ini kenyataan…”ahhh ..ah..ahhh.h crot…crot…..crooooot..crrrooooootttt…crooot…croooo ttttt..crrooottt” maniku keluar di atas payudaranya banyak sekali …..”kudekatkan mukaku ke muka Nia …loe tuh yah..udah bikin gue klimaks ..kakak loe aja belum gue cobain”….Aku menggeletak sebentar diantara tubuh bugil Rani dan Nia.

Hanya selang beberapa menit terbaring sambil mengelus – ngelus buah dada Nia , Aku mulai terangsang lagi melihat buah dadanya yang begitu montok , maka Aku berlutut diatas tubuh Nia ,kedua daging montok itu kupukul – pukul dengan penisKu ,Kugeser tubuhku sedikit kedepan, hingga kedua buah dadanya tepat dibawah selangkanganku, kuturunkan tubuhKu dan Kutempatkan kedua belah penisKu yang masih lemas dan licin diantara dua buah dada Nia , dengan kedua tanganKu kudorong sisi luar payudaranya hingga menjepit penisKu..,lalu Aku mulai bergoyang…”Aaaaah” ..jepitan buah dada Nia tidak jauh beda dengan jepitan vaginanya kuat dan kenyal ,penisKu yang sudah mulai tegang menghilang diantara sepasang buah dada “aaah Nia gede banget sih tetek loe…” dalam sekejap penisKu sudah mencapai ketegangan yang maksimal tapi masih tak mampu juga membongkar kepadatan dua bukit tersebut ,walaupun Nia dalam posisi tidur celentang buah dadanya tetap tegak menyembul keatas sepertinya buah dada itu di rawat Nia dengan baik posisinya tidak turun sama sekali ,tanpa perlu tanganku menekan dari sisi luarpun celah diantara dua buah dadanya terlihat sudah sempit sekali, dari arah atas Aku hanya dapat melihat ujung kepala penisKu saja yang sedang bergerak maju mundur.…Aku tidak beralih ke Rani karena rasanya masih ingin mencicipi tubuh Nia… , “ sabar yah Ran…” habis enak banget sih adik loe” kataku sambil menoleh ke arah Rani.”Sekarang cobain…pantat kamu yah Nia..”walaupun masih senang bermain dengan payudara Nia tapi Aku beralih ke bagian tubuh Nia yang terlewatkan olehKu..,kulepaskan penisKu yang sudah memberikan tanda – tanda akan memuntahkan spermanya lagi apabila dibiarkan lebih lama diantara buah dada Nia..”gile…sama tete aja udah mau keluar lagi..gue..kaya pemula aja…” , kuangkat tubuh Nia kubawa dia turun dari tempat tidur, “uuufff” berat juga kamu montok.., setelah kakiKu menginjak lantai..kuturunkan kaki Nia yang tidak bertenaga , kubalikan badanya hingga membelakangi tubuhKu dengan mengangkat tubuh Nia pada kedua ketiaknya , Aku membawa tubuhnya berbalik menghadap ke sisi tempat tidur kemudian kubaringkan tubuh Nia dalam keadaan telungkup dipinggir ranjang dengan posisi lututnya menyentuh lantai , lalu kubalikan wajah seksinya kesisi kiri agar tetap terlihat olehKu , kedua tangannya kurentangkan jauh – jauh ke kiri dan kanan,…tiba – tiba mataku terpaku pada belahan pantat Nia yang sangat dalam , kedua belah bibir pantatnya putih ,montok , besar, dan padat , kupukul pantatnya dengan kedua belah tanganKu “plok..plok..plok” kupukul kencang sekali hingga suaranya bergema di kamar , Aku sudah tak perduli….biarpun ada yang mendengar , bekas pukulanku berbekas merah pada pantatnya….”Nia semua bagian tubuh loe gempal , montok dan padat…bener- bener hebat loe di ranjang Ni…” kemudian kuselipkan penisKu dibelahan pantatnya kugesek –gesekan persis seperti yang Aku lakukan pada Kakaknya… tapi sensasinya adalah mulai dari ujung sampai pangkal penisKu yang besar dan gemuk itu merasakan kehangatan dan dekapan yang sangat erat dari pantat Nia…walaupun tidak sehebat kenikmatan payudaranya”, tanpa berlama – lama kumandikan lagi penisKu dan lobang pantat Nia dengan lebih banyak lotion . ….”supaya cepet masuknya” pikirKu…….., tak sabar langsung kutusukan penisKu ke lobang anusnya,…”aaaah….masih susah juga.., kuangkat kedua lutut Nia hingga naik ke atas tempat tidur dan kutempatkan di samping tubuhnya, kuselipkan kedua telapak tangannya dibawah betis untuk menjaga agar posisinya tidak berubah , dalam keadaan badan telungkup dan posisi kaki seperti berjongkok ini , lobang anus itu terbuka lebar…kemudian setelah berkali – kali ,kutekan , kucabut , kutekan lagi….lalu kucabut…penisKu ”ayoooh dong Ni…”kataku yang mulai kesal sambil menambahkan lebih banyak lotion kedalam lobang anusnya setelah itu Aku coba sampai beberapa kali lalu….. ”preeeeeeeeeeeeeeet” suara yang timbul akibat penisKu yang menembus lobang anus ..”ooooouuuuohhhhhsssss Niaaaaaaaaaaa” ..ternyata dinding pantatnya lebih kuat lagi menekan penisKu dibanding vaginanya , sehingga Aku merasa 2X lebih sulit saat masuk , 2X lebih sakit saat ditarik , tapi 4X lebih nikmat,…..dalam anusnya Aku tidak bisa bertahan lama , dalam sekejap…”Wooooooooh..Niaaaaaaaa..ampuuuuunnnnn..nn niiiiiiiiiiiaaaaa…….aaahhahaahahhhhh” teriakKu…,tak bisa kulukiskan nikmat yang kurasakan saat itu ,baru sekali ini….Aku kalah berperang dengan seorang perempuan…ini adalah ejakulasiKu tercepat sepanjang hidupKu…….kubiarkan spermaKu keluar di dalam anus Nia., “he..heeeheeebat kamu di tempat tidur sayang….”.nyerah gue…” kataku sambil menjatuhkan diri diatas tubuhnya.

Kubiarkan penisKu lemas didalam lobang pantat Nia…,belum pernah penisKu mengalami pegal dan ngilu seperti ini sebelumnya ….. sebentar Aku terbaring telungkup diatas tubuh Nia, kemudian mataku mengarah ke wajah cantik Rani.., segera Aku berdiri dan duduk disamping ranjang disebelah tubuh Rani.., sambil beristirahat , ku gerayangi tubuh Rani,…”Ah..kita cari variasi yuk Ran…” kataku setelah menemukan ide baru, saat Aku menatap kursi kecil didepan meja rias,…,tak Kurasakan lagi rasa ngilu pada penisKu , kuangkat tubuh Rani kubawa ke depan meja rias “enaknya kalo ngentot sama Kamu tuh…terus – terusan ngeliat wajah Kamu yang cantik Ran..”kutelungkupkan Rani ..dengan posisi perut diatas kursi rias, kedua tangannya yang lunglai kubiarkan menjulur kedepan menyentuh lantai begitu juga kepala dan rambutnya yang panjang ,…kubuat posisi kakinya mengangkang, kemudian Aku menuju rambutnya yang sudah terurai kedepan tak beraturan , kurapihkan sehingga seluruh helai rambutnya ada di dalam genggaman tangan kiriku,…setelah itu kutarik ke belakang,….sehingga wajahnya yang cantik dan buah dadanya yang indah terlihat pada cermin didepanKu “Nah…ginikan muka loe keliatan Ran…” kuremas – remas kedua buah dadanya dengan tangan kanan , tanpa terasa si kecilKu menegang ,dan Kulesakan penisKu ke dalam lobang anus Rani , karena lebih mudah dalam posisi ini di banding mencari lobang vaginanya. Dibanding Anus Nia ..Lobang Rani lebih mudah dimasukan , gencatan dinding – dinding anusnya juga tidak terlalu kuat , tapi nikmatnya tidak kalah… apalagi sambil menatap wajahnya yang cantik dan meremas – remas buah dadanya..”aah Ran…enak Kamu Ran…cantik Kamu..ahahnahh”..
Bosan main di anus…kucabut penisKu dan kugendong Rani.., yang masih dalam posisi membelakangiKu ,….kutumpuk dia diatas tubuh Nia yang masih dalam posisi terakhir kutinggal di sisi tempat tidur , kuatur posisi telungkup Rani persis seperti Nia,….setelah posisinya sesuai dengan keinginanKu maka kumasukan penisKu ke dalam vaginanya dengan mudah ,vagina Rani tidak mampu menerima seluruh batang kemaluanKu entah apa ko rasanya mentok cengkramannyapun tidak kuat sebenarnya kalau dibanding wanita lain vagina dan anus Rani mungkin termasuk nikmat tapi karena Aku baru saja mengalami kehebatan adiknya ,sehingga Rani terkesan biasa saja.

Wangi tubuh Rani membawa kenanganKu kebeberapa tahun silam saat satu malam Aku berdebar – debar masuk ke dalam kamarnya hanya untuk meraba – raba tubuhnya,…..sekarang dia sedang dalam posisi “doggie style” menyerahkan seluruh tubuhnya untuk Aku nikmati,…..kuciumi pundak rambut dan leher Rani sambil terus bergoyang,….”slruup..slruup” ahh Ran ahh … ahh ..coba … dari dulu Ka..ka.mu pasrah aja kaya gi..ni…” ,Aku berbisik di telinganya , setelah beberapa saat.., Aku masih juga belum dapat mencapai puncak kenikmatan ,”salah..mustinya loe dulu yang gue ..entot Ran ..baru adik..loe..jadi gue ga bisa bandingin memek loe sama memek adik loe..” sesalKu , mataKu kembali mencari tubuh Nia yang berada dibawah tubuh Rani,…..”wah enaknya sambil mainin tetek Kamu Nia” …maka kucabut penisKu kuangkat tubuh Rani hingga berada disamping tubuh Nia,,,lalu Aku tarik tubuh Nia dan Aku balikan hingga posisinya celentang,……, berikutnya tubuh Rani kubalikan dan kuangkat , dan kutidurkan diatas tubuh Nia dari arah yang berlainan sehingga , Tubuh Nia berada dibawah dan Rani diatasnya tidur menyebrangi tubuh Nia , kaki Rani berada disebelah kanan tubuh Nia, punggungnya ada diatas perut Nia lalu kepalanya ada di sebelah kiri, sehingga membentuk simbol ( + ), kuselesaikan petualanganKu dengan Rani “ terusin yah..Ran ngentotnya…, sambil gue nikmatin tetek adik loe “….Aku terus menggerak – gerakan penisKu maju mundur di dalam vagina Rani….goyangannya mengakibatkan “payudara Nia bergoyang perlahan kekiri dan kanan”….tak tahan kurebahkan tubuhku diatas tubuh mereka tangan kananKu menggenggam payudara Rani , tangan kiriku meremas – remas payudara Nia sedang bibirKu berjalan – jalan dari payudara dan bibir Nia , lalu ke bibir dan payudara Rani,….”Rani , Nia ….ehh…ehhh ..kamu berdua , adik kakak memang benar – benar nikmat luar biasa ,….apa semua anak Tante Mirna nikmat seperti ini …? .apa mungkin turunan dari mamah yahh…?” beberapa menit kemudian “aaaaahhhhhh…..Raniiiii….….waahah… wah…” sekali lagi ……teriakan kali ini bukan khayalan …ini alam nyata ,lupakan khayalan tentang tubuh mereka …lupakan koleksi pakaian dalam mereka,…lupakan..foto mereka …, Inilah mereka yang sedang pasrah dibawah tubuhKu Rani dan Nia….lalu “croot..croot…spermaku keluar diatas bibir Rani…nikmat..…..

Tergeletak lemas ketika Aku sadar melihat jam Pk.4.20 pagi, Aku tersentak dari tidurKu “Waduuuh bentar lagi Tante Mirna bangun nihhhh gawat…gawat.. kupakai pakaianKu kukeluarkan handuk kecil dan air untuk membersihkan tubuh mereka , kukenakan lagi pakaian mereka , kurapihkan tempat tidurnya,kuatur tidur mereka ke posisi semula kubersihkan ceceran lotion , kukembalikan botolnya ketempat semula…, kumasukan lagi semua perlengkapanKu , “ jam 4. 40 yaaahhhh” matikan lampu, keluar kamar , dan kukunci pintunya lagi,..ketika Aku hendak melangkah melewati ruang makan,..”kreekkk” ..suara pintu dibuka dari arah dapur bersih..gawat “Mba Tiul bangun” tak ada waktu untuk lari …maka Aku balikan badan masuk ke kamar mandi ,….”nanti Aku pura – pura habis mandi aja”.….pikirKu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar